TEMPO.CO, Jakarta - Laga Liverpool vs Atletico Madrid dituding menjadi ajang penyebaran virus corona di kota Liverpool. Pasalnya, terjadi lonjakan penderita COVID-19 dua pekan setelah laga itu berlangsung.
Direktur Lembaga Kesehatan Masyarakat Liverpool, Matthew Ashton menyatakan bahwa keputusan memperbolehkan laga tersebut digelar merupakan keputusan yang salah. Menurut data yang dia miliki, hanya terdapat 14 kasus virus corona sebelum laga itu digelar pada 20 Maret lalu dan melonjak menjadi 309 kasus dalam waktu kurang dari dua pekan setelah laga itu.
"Bukan keputusan yang tepat membiarkan laga itu berlangsung. Masyarakat tidak membuat keputusan yang buruk secara sengaja - mungkin pemerintah saat itu tak menyadari betul keseriusan situasi saat itu," kata Ashton dalam wawawncara dengan media Inggris Guardian.
"Meskipun kita tak pernah tahu, laga melawan Atletico Madrid tersebut bisa menjadi salah satu acara pengumpulan massa yang mempengaruhi kenaikan angka virus corona di Liverpool."
"Ini jelas menjadi salah satu pembelajaran untuk masa depan, sehingga organisasi bisa belajar dan tak membuat kesalahan yang sama."
Kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona memang sempat mengemuka menjelang laga kedua babak 16 besar Liga Champions tersebut. Meskipun demikian, baik UEFA maupun otoritas setempat tak memberikan perlakuan khusus untuk pertandingan tersebut.
Padahal, dalam sejumlah pertandingan lainnya, baik di Liga Champions maupun Liga Europa, UEFA tak memperbolehkan laga digelar dengan penonton.
Liverpool sendiri akhirnya menelan kekalahan 2-3 setelah melewati babak tambahan. Mohamed Salah cs disingkirkan Atletico Madrid dengan kumulasi 2-4 karena pada laga pertama di Madrid menderita kekalahan 0-1.
SKY SPORTS